Tuesday, November 11, 2008

SEONGGOK JAGUNG

Seonggok jagung di kamar

Dan seorang pemuda yang kurang sekolahan

Memandang jagung itu

Sang pemuda melihat ladang

Ia melihat petani

Dan suatu hari yang subuh

Para wanita dengan gendongan

Pergi ke pasar ………………….

Dan ia juga melihat

Suatu pagi hari

Di dekat sumur

Gadis-gadis bercanda

Sambil menumbuk padi menjadi maisena

Sedang di dalam dapur

Tungku-tungku menyala

Di dalam udara murni

Tercium bau kuwe jagung

Seonggok jagung di kamar

Dan seorang pemuda

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

Otak dan tangan

siap bekerja

Tetapi ini :

Seonggok jagung di kamar

Dan seorang pemuda tamat S.L.A

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya

Ia memandang jagung itu

Dan ia melihat dirinya terlunta-lunta

Ia melihat dirinya ditendang dari discotheque

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase

Ia melihat saingannya naik sepeda motor

Ia melihat nomer-nomer lotere

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal

Seonggok jagung ia di kamar

Tidak menyangkut pada akal

Tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar

Tak akan menolong seorang pemuda

Yang pandangan hidupnya berasal dari buku

Dan tidak dari kehidupan

Yang tidak terlatih dalam metode

Dan hanya penuh hafalan kesimpulan

Yang hanya terlatih sebagai pemakai

Tetapi kurang latihan bebas berkarya

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya

Aku bertanya :

Apakah gunanya pendidikan

Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

Di tengah kenyataan persoalannya?

Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang

Menjadi layang-layang ibukota

Kikuk pulang ke daerahnya?

Apakah gunanya seseorang belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

Atau apa saja,

Ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

(W.S.RENDRA)

Prev: Kontemplasi
Next: HALILINTAR

No comments: